Kapolda Metro Jaya: Peran Ulama Penting Hadapi Ancaman Islam Moderat dan Stabilitas Keamanan Nasional

 961 total views,  2 views today

Kabarpolri.com – Jakarta, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Dr. Gatot Eddy Pramono. Msi. hadir sebagai narasumber mewakili Kapolri, Jenderal Polisi Prof HM Tito Karnavian PhD, dalam acara Konsolidasi Organisasi Menjelang Satu Abad Nahdhatul Ulama yang merupakan rangkaian peringatan Hari Lahir NU ke 93 di Jakarta Convention Centre, Senayan, Kamis (31/1/2019).

Dalam sambutannya Kapolda Metro Jaya mengatakan, Di depan saya mungkin hanya ratusan orang, namun saya yakin yang hadir ini adalah para tokoh, ulama dan pimpinan NU di wilayahnya masing-masing dengan jutaan jamaah di belakangnya. Untuk itu saya mengajak bapak ibu semua menjadi pelopor dan garda terdepan dalam mewujudkan kesejukan dan kedamaian selama gelaran Pemilu dan Pilpres 2019, ” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Dr Gatot Eddy Pramono MSi.

Irjen Pol Gatot yang juga menjabat sebagai Kasatgas Nusantara membawakan tema diskusi “Peran Ulama dalam Menghadapi Ancaman Terhadap Islam Moderat dan Stabilitas Keamanan Nasional”. Dia mengingatkan kepada peserta diskusi untuk selalu mensyukuri nikmat Allah SWT, bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa, beragam bahasa, adat istiadat dan agama, namun tetap hidup rukun damai, tanpa ada konflik berarti selama 73 tahun merdeka.

“Ini adalah anugerah yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Dalam Al Qur’an, Allah SWT mengingatkan kita untuk tidak mendustakan nikmat-Nya, bahkan diulang lebih dari 30 kali. Fabi ayyi aalaai rabbikuma tukadzdzibaan (Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang kalian dustakan) ?” , ujar Jenderal bintang dua yang tepat satu pekan dilantik sebagai Kapolda Metro Jaya.

Kapolda menyebutkan, beberapa negara seperti Afghanistan, Irak, Mesir hingga Suriah yang jumlah etniknya tidak sebanyak Indonesia namun selalu dilanda konflik horizontal, antar suku dan ras. Indonesia memiliki perekat yang tidak dimiliki bangsa dan negara lain, yaitu ideologi Pancasila, Pembukaan UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Ormas Nahdhatul Ulama yang lahir sebelum kemerdekaan Indonesia turut mewarnai dan andil besar dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan bangsa. Konsep Islam Moderat atau Islam Pertengahan (Islam Wasathiyah) yang dianut organisasi bentukan hadharatus syaikh kyai haji Hasyim Asy’ari menjadikan Islam di Indonesia model bagaimana Islam yang ramah dan rahmatan lil alamin.

Momentum Hari Lahir NU ke 93 ini bertepatan dengan tahun dimana bangsa Indonesia menggelar hajat nasional, yaitu pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan presiden serta wakil presiden. Para ulama NU dan jamaah NU memiliki peran strategis untuk menjaga agar proses pesta demokrasi berjalan sejuk dan damai, tanpa hoaks dan ujaran kebencian.

“Jangan sampai bangsa yang rukun dan harmonis ini terpecah dan bermusuhan karena momen Pemilu dan Pilpres. Para Ulama, khususnya kalangan nahdhiyin memiliki peran besar untuk ikut mewujudkan agar Pemilu 2019 berjalan aman damai dan sejuk, “ujar Irjen Pol Gatot Eddy.

Kapolda juga mengingatkan adanya ancaman stabilitas keamanan dan disintegrasi bangsa yang disebabkan munculnya paham-paham radikal, penggunaan politik identitas hingga pengaruh ideologi asing yang mungkin tidak senang dengan kerukunan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Dalam kalimat penutupnya, Irjen Pol Gatot Eddy mengutip kata-kata dari Bung Karno, “Kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab. Kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya Nusantara yang kaya raya ini”. (hy/arief)

Share
error: Content is protected !!